Senin, 19 Maret 2012

KASIH


Pada masa Perjanjian Baru, ada empat kata dalam bahasa Yunani yang dipakai untuk menerangkan tentang kasih ini. Tiga kata diantaranya muncul dalam alkitab.
1.      Eros
Satu-satunya kata tentang kasih yang tidak ditemukan dalam alkitab adalah eros. Tetapi kata ini merupakan acuan dari banyak penggambaran tentang kasih. Eros berarti gairah secara seksual (birahi), baik kenikmatan maupun pemuasannya. Eros berasal dari nama salah satu dewa Yunani, yaitu dewa cinta (Eros). Namun, kata ini tersirat dalam ayat dan adalah satu-satunya makna kasih yang terbatas pada hubungan lelaki dan perempuan dalam suatu ikatan pernikahan (Ibr 13:4; Kid 1:13, 4:5-6, 7:7-9, 8:10; 1 Kor 7:25; Ef 5:31).
2.      Storge
Kata Yunani yang kedua tentang kasih adalah storge. Storge adalah ikatan alami antara ibu dan anak, ayah, anak-anak, dan kerabat. Kata ini muncul dalam Roma 12:10, dengan kata philostorgos, yang merupakan gabungan dari kata philos (bentuk kata benda dari phileo) dan storge. Ayat ini sangat penting, mengarahkan kita untuk sangat mengasihi dan saling berbuat baik. Barclay menyebutkan, “kita tidak bisa tidak mengasihi anak-anak dan kerabat kita; darah kita lebih kental daripada air”.
3.      Phileo
Kata ketiga yang perlu dilihat adalah phileo yang berarti “memiliki minat yang spesial kepada seseorang atau sesuatu, seringkali dengan fokus kepada kerja sama yang dekat; memiliki kasih sayang terhadap, seperti memandang seseorang sebagai sahabat”. Singkatnya phileo adalah kasih yang terpancar dalam perhatian. Phileo menyiratkan hubungan emosional yang kuat, oleh sebab itu dipakai sebagai “kasih” atau persahabatan yang dalam antara sahabat. Anda dapat agape musuh anda, tetapi Anda tidak dapat phileo mereka.
4.      Agape
Kata yang terakhir adalah agape. Kata ini menunjuk kepada kasih terhadap Tuhan, dan merupakan salah satu jenis kasih yang harus dimiliki untuk orang lain. Agape adalah sifat inti Tuhan, karena Tuhan adalah kasih (1 Yoh 4:7-12, 16b). Kunci utama untuk mengerti agape adalah menyadari bahwa itu dapat dikenal dari tindakan yang mendorongnya. Sebenarnya, kita berbicara tentang “teladan perbuatan” dari kasih agape. Orang-orang pada masa kini terbiasa berpikir tentang kasih sebagai suatu perasaan, tetapi tidak demikian halnya dengan kasih agape. Agape adalah kasih karena apa yang dilakukannya, bukan karena bagaimana perasaannya.
Tuhan sangat mengasihi (agape) kita, sehingga Dia memberikan AnakNya. Tuhan tidak merasa nyaman untuk melakukan itu, tetapi itu adalah perbuatan yang penuh kasih. Kristus sangat mengasihi (agape) sehingga Dia memberikan hidupNya. Dia tidak mau mati, tetapi oleh karena Dia mengasihi (agape) kita, jadi Dia melakukan apa yang diminta oleh Tuhan.
Seorang ibu yang mengasihi bayinya yang sakit akan jaga semalaman untuk merawatnya, yang merupakan sesuatu yang tidak mau dilakukannya, tetapi ini adalah suatu tindakan kasih agape yang sesungguhnya.
Pada dasarnya kasih agape bukan sekedar sebuah gerakan hati yang lahir dari perasaan. Sebaliknya kasih agape adalah gerakan kehendak, pilihan yang sengaja dilakukan. Itulah sebabnya Tuhan dapat memerintahkan kita untuk mengasihi musuh kita (Mat 5:44; Kel 23:1-5). Dia tidak memerintahkan kita untuk “memiliki perasaan yang baik” terhadap musuh kita, tetapi untuk bertindak di dalam cara yang penuh kasih terhadap mereka. Kasih agape berhubungan dengan ketaatan dan komitmen, dan tidak selalu perasaan dan emosi. “Mengasihi” seseorang adalah mentaati Tuhan demi kebaikan orang lain, mengupayakan berkat dan keuntungan orang lain untuk jangka panjang.
Cara untuk mengetahui bahwa kita mengasihi (agape) Tuhan adalah bahwa kita melakukan perintah-perintahNya. Yesus berkata, “Barangsiapa memegang perintahKu dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku…” (Yoh 14:21a). Ada orang-orang Kristen yang berkata bahwa mereka mengasihi Tuhan, tetapi gaya hidup mereka bertentangan dengan kehendak Tuhan. Orang-orang ini salah mengerti perasaan kasih mereka kepada Tuhan dengan kasih agape yang sesungguhnya.
Perbedaan antara agape dan phileo menjadi sangat jelas dalam Yohanes 21:15-17, tetapi saying itu kabur dalam hampir semua terjemahan inggris. Setelah bangkit dari antara orang mati, Yesus bertemu Petrus.

Yesus        : Simon…apakah engkau mengasihi (agape) Aku lebih dari ini?
Petrus        : Ya, Tuhan; Engkau tahu saya mengasihi (phileo) Engkau.
Yesus        : Simon…apakah engkau…mengasihi (agape) Aku?
Petrus        : Ya, Tuhan, Engkau tahu saya mengasihi (phileo) Engkau.
Yesus        : Simon…apakah engkau mengasihi (phileo) Aku?
Petrus        : Tuhan…Engkau tahu saya mengasihi (phileo) Engkau.

Mengapa ada perbedaan dalam kata kasih dalam percakapan ini? Mengapa Yesus memakai kata agape dan Petrus memakai phileo? Yesus bertanya kepada Petrus apakah dia mengasihi Yesus dengan kasih Tuhan, kasih yang menuntut pengoorbanan. Bagaimanapun juga, Yesus baru saja melewati siksaan yang menakutkan demi Petrus (dan kita), sesuatu yang tidakw mau dilakukanNya tetapi tetap diperbuatNya karena kasih agapeNya. Sebaliknya, Petrus menghindari siksaan yang mungkin diterima melalui menyangkali Yesus.
Dua kali Yesus bertanya kepada Petrus, “Apakah engkau agape Aku?” [Yaitu, apakah engkau bersedia melakukan hal-hal demi Aku yang tidak mau engkau perbuat?]. Sebaliknya, Petrus tetap merasa kepedihan karena menyangkali Yesus, dan berharap persahabatan mereka kembali utuh. Apakah Yesus menyimpan penyangkalan Petrus terhadap diriNya? Apakah Dia tetap memperlakukan Petrus sebagai sahabat karib dan teman? Petrus tidak yakin dimanakah posisinya di hadapan Yesus, jadi dia berusaha memberitahukan Yesus bahwa dia masih sahabat sejati,dan memiliki kasih persaudaraan terhadap Yesus.
Setelah tiga kali Yesus berbicara kepada Petrus, Dia turun kepada tingkat Petrus dan bertanya apakah Petrus benat seorang sahabat sejati (phileo), yang menyedihkan heti Petrus. Akan tetapi, ini penting karena Yesus tahu apa yang tidak diketahui Petrus – bahwa Yesus akan naik ke surge, dan Petrus serta yang lain akan ditinggalkan untuk meneruskan pekerjaanNya di bumi, yang akan menuntut bahwa mereka sekalian menjadi sahabat karibNya dan melakukan kehendakNya meskipun menghadapi penderitaan.
Kasih agape adalah kasihnya Allah. Kasih agape bekerja untuk memberikan kebaikan bagi orang lain tanpa memperdulikan apa yang dirasakannya sendiri. Kasih agape tidak bisa diterjemahkan sebagai suatu perasaan atau perhatian. Yesus telah menunjukkan kasih ini ketika Ia memikul salib dan mati bagi Anda san saya tanpa memperdulikan apa yang Ia sendiri rasakan saat itu. Dalam kitab injil, Yesus berdoa, “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (Mat 26:39; Mark 14:36; Luk 22:41-43; Yoh 18:11). Yesus berusaha bagi kebaikan Anda dan saya, tanpa memperdulikan perasaan-perasaanNya sendiri. Matius 7:12 menyebutkan, “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”

Jika seseorang ingin memiliki kehidupan Kristen yang sangat baik, taat kepada suara Tuhan dan memiliki persekutuan yang kuat dengan orang Kristen lain, dia perlu melatih ketiga jenis kasih ini. Kita membutuhkan kasih agape karena beberapa hal yang dituntut dari Tuhan tidaklah menyenangkan atau mudah dilakukan, tetapi harus diperbuat. Kita memerlukan kasih phileo karena kita membutuhkan sahabat sejati untuk berdiri bersama kita, orang yang berhubungan dengan kita secara emosi dan kita dapat berbagi perasaan serta pikiran kita yang terdalam bersamanya. Yang terakhir, kita sebagai orang Kristen perlu memiliki kasih storge di antara kita, sebuah kasih sayang persaudaraan yang menghibur dan menolong kita merasa terikat dengan semua keluarga rohani kita.

Jumat, 27 Januari 2012

HIDUP YANG TERPELIHARA

"Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terperiharalah kedua-duanya." Matius 9:17

Anggur yang baru merupakan hasil dari proses fermentasi. Anggur hasil fermentasi akan mempunyai suatu kekuatan yang luar biasa (Ayub 32:19), sehingga anggur yang baru akan disimpan di dalam wadah yang baru dan kuat.
Anggur berbicara tentang Roh Kudus. Tuhan senantiasa mencurahkan Roh-Nya yang baru setiap hari. Oleh karena itu diri kita harus senantiasa diperbaharui, agar RohNya dapat memenuhi hidup kita dan bekerja dengan kekuatan yang luar biasa.
Bagaimana caranya agar hidup kita tetap terpelihara dan senantiasa diperbaharui?

HIDUP DALAM FIRMAN TUHAN, Yoh. 7:38
"Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."
Kantong / kirbat anggur yang digunakan dalam jaman Yesus adalah kantong yang terbuat dari kulit binatang. Jika tidak dirawat maka kantong tersebut akan kering dan mudah pecah-pecah. Untuk menjaga agar kantong tersebut tidak kering dan pecah-pecah, maka hal pertama yang dilakukan adalah kantong tersebut direndam di dalam air.
Sama halnya dengan hidup kita. Kita harus hidup dan tinggal di dalam firmanNya. Baca dan renungkan firmanNya setiap hari. Lakukan firmanNya, maka hidup kita akan senantiasa dibasahi oleh aliran-aliran air hidup.

HIDUP DALAM DOA, Luk. 21:26
"Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan...."
Kantong / kirbat anggur yang sudah direndam dalam air akan diolesi dengan minyak. dengan demikian kantong itu akan tetap menjadi kuat seperti baru.
Selain hidup dalam firman, kita juga harus hidup dalam doa. Kehidupan doa akan membuat kita senantiasa dipenuhi oleh urapan Tuhan. Roh Kudus akan memberi kita kekuatan supranatural (Kis. 1:8). Bersama Tuhan kita akan lakukan perkara besar.
Pergerakan Roh Tuhan semakin cepat dan semakin kuat akhir-akhir ini.
Marilah kita senantiasa memelihara hidup kita agar rencana Tuhan dapat bekerja secara sempurna di dalam hidup kita.
Seperti gadis bijaksana yang tidak hanya membawa pelita saja, tetapi mereka juga menyiapkan minyak (Mat. 25:4). Biarlah kita juga senantiasa hidup di dalam firmanNya dan berjalan di bawah kuasa urapan Roh Kudus, sehingga pada akhirnya kita akan didapati tidak bercela di hadapanNya.

PERAYAAN NATAL BERSAMA 2011

Salah satu kegiatan tahunan PMK FARMALIS adalah melaksanakan perayaan natal bersama. Tahun ini, panitia untuk pertama kalinya mempublikasikan beberapa foto yang dibuat dalam bentuk photo video.